Selasa, 11 Oktober 2011

Sendang Ratu Kenya, Deskripsi


 Inilah selayang pandang tentang Sendang Ratu KenyaAda sebuah sendang (sejenis kolam yang airnya keluar dari mata air), terletak di lereng gunung dusun Ngampohan, Giriwoyo, sekitar 50-km di sebelah selatan Kota Wonogiri. Sendang itu tepatnya berada di tepi jalan raya antara Baturetno dan Giritontro, sekitar 10-km arah barat daya kota kecil Baturetno. Sendang ini tidak terlalu luas, namun rongga di dalamnya cukup besar. Karena itu masyarakat menyebutnya Sendang Growong. Di samping sendang itu ada pohon unut (sejenis pohon beringin) yang dijadikan dhayangan oleh warga setempat. Jadilah tempat itu dikenal dengan sebutan Dhayangan Growong.



Namun Dhayangan Growong ini berubah menjadi tempat angker setelah diberi makhluk halus oleh Ki Somejo, tokoh kejawen karismatik setempat. Akhirnya Petrus Suhirman, seorang katekis di dusun ini menyanggupkan diri untuk mengusir makhluk halus setelah mendapatkan persetujuan , dukungan serta restu dari masyarakat. Dan setelah konsultasi dengan Pastor A. Purwodiharja Pr (Pastor Paroki Purbayan Solo), Suhirman bersama umat lainnya mengadakan doa rosario sembilan hari di Dhayangan Growong.

Setelah selesai doa rosario dan yakin bahwa makhluk halus benar-benar telah perti, Petrus Suhirman mempunyai gagasan, Sendang Growong dijadikan tempat peziarahan. Tempat peziarahan itu kini dikenal sebagai Gua Maria Sendang Ratu Kenya. Nama ini mempunyai makna sumber air yang melambangkan sumber kehidupan, sumber rahmat Tuhan selalu selalu mengalir. Sumber rahmat Tuhan ini akan selalu dialirkan oleh Ratu Kenya (ratu yang perawan) yakni Bunda Maria. Bunda Maria akan mengalirkan rahmat Tuhan kepada siapa saja, terlebih kepada orang hadir kepadanya.

Tidak terlalu banyak orang dari luar daerah Danan dan Baturetno yang mengenalnya. Namun bagi umat Katolik di seluruh wilayah Paroki Santo Yusup Baturetno, Sendang Ratu Kenya menjadi tempat ziarah yang telah masuk di hati. Tempat ini mulanya masuk wilayah Stasi Danan dari Paroki Sato Yusup Baturetno, Wonogiri. Namun setelah Stasi Danan diresmikan menjadi Paroki administrative pada 1-April-1997 dan diresmikan menjadi paroki mandiri pada 24-Agustus-1998 oleh Uskup Agung Semarang, tempat ziarah ini masuk wilayah dan milik Paroki Santo Ignatius Danan, Giriwoyo, Wonogiri.

Tempat mengadu

Letak Gua Maria Sendang Ratu Kenya sangat strategis dan mudah dijangkau sarana transportasi umum. Banyak orang mengakui, tempat ziarah ini menjadi tempat doa yang sejak dan menjadi tempat mengadu pada figure yang tepat, yaitu Bunda Maria. Tidak sedikit pula orang yang mengakui bahwa permohonannya telah dikabulkan berkat doa novena dan peziarahanny di tempat ini.

Sejak dibangun 1980, tempat ziarah ini banyak mendapat kunjungan dari para Kelompok Pelayanan Kasih Dari Ibu Yang Bahagia yang berpusat di Cimahi, dengan melakukan aksi social ke Desa Boto, Baturetno. Mereka tidak lupa berkunjung ke Gua Maria Sendang Ratu Kenya. Kelompok yang diprakarsai Agnes Suwarno ini berdoa di Gua Maria Sendang Ratu Kenya. Saat itu Agnes percaya dirinya merasakan diri mendapat pesan-pesan khusus dari Bunda Maria untuk memperindah tempat doa dari ziarah ini.

Setelah peristiwa tersebut, kelompok pelayanan ini berkoordinasi dengan pastor setemat dan dispakati untuk melakukan pemugaran Gua Maria tahun 1996. Pemugaran diselesaikan September 1997 dan pada tanggal 30-September-1997 diberkati dalam perayaan Ekaristi meriah dengan beberapa imam. Namun pembangunan tidak berhenti sampai di sini. Sekarang Gua Maria ini telah dilengkapi sarana dan prasarana, seperti kapel Rasul Yohanes.

Jalan menuju lokasi gua pun dibuat menjadi dua. Dengan dua jalan ini maka para peziarah yang semula berjalan kaki melalui jalan setapak, kini bisa sampai di lokasi dengan kendaraan roda empat. Sebelum masuk lokasi dan stasi jalan salib, dikanan jalan tersedia tempat penginapan untuk para peziarah yang datang dari luar kota dengan fasilitas 16-kamar.

Tempat ziarah ini bukan hanya memberikan berkat rohani, tetapi juga keuntungan materi. Banyak pedagang yang berjualan di sekitar tempat ziarah merasakan manfaatnya.

Masuknya jaringan listrik ke lokasi gua juga membuat masyarakat sekitar bisa mendapatkan penerangan di rumahnya.

Di tempat ini setiap Jumat pukul 20.00 WIB diadakan Misa Kudus. Juga diadakan doa novena sembilan kali setiap minggu pertama pukul 10.00 WIB. Doa novena dimulai Minggu pertama September dan berakhir Minggu pertama tahun berikutnya. Pastor Paroki Danan mengajak umat untuk bersyukur karena pihak Gereja dan KAS telah berhasil membeli tanah dan memperluas lokasi Gua Maria. Tanah sekitar 2,5 hektar di sebelah utara gua direncanakan untuk camping ground rohani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar