Senin, 03 Oktober 2011

RITUAL JAMASAN PUSAKA MANGKUNEGARAN


Selayang Pandang


Tradisi kebudayaan Jawa selalu eksotis dan misterius. Pergelarannya selalu dipenuhi makna mistis dan membuat penasaran. Upacara jamasan atau siraman pusaka Mangkunegaran di Kecamatan Selogiri, Wonogiri, Jawa Tengah, mencerminkan itu semua.
Upacara jamasan pusaka Mangkunegaran adalah upacara men-jamas atau memandikan dua buah keris dan sebuah tombak peninggalan Raden Mas Said atau Mangkunegara I yang disimpan di Selogiri. Dua keris sakti tersebut memiliki nama-nama yang unik, yaitu Kyai Koriwelang dan Kyai Jaladara, sedangkan tombaknya bernama Kyai Totok.
Syahdan, ketika Belanda mulai masuk ke Gunung Wijil, Selogiri, Raden Mas Said menggunakan senjata-senjata pusaka tersebut untuk memerangi Belanda. Dengan dibantu rakyat Selogiri, Belanda pun berhasil diusir. Setelah itu, Raden Mas Said kembali ke Mangkunegaran, keris dan tombak tersebut turut dibawa pulang. Pada tahun 1935, saat Mangkunegara VII berkuasa, sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada rakyat Selogir, keris dan tombak pusaka Raden Mas Said tersebut diserahkan kepada masyarakat dan kerabatnya yang berada di Selogiri, yakni keturunan dari Rara Rubiah atau Raden Ayu Patah Aji, istri Raden Said.
Saat ini, pusaka-pusaka tersebut tersimpan dalam sebuah kotak yang diletakkan di atas sebuah tugu berukuran 7—7 meter dan tinggi 6 meter. Untuk menghormati dan menjaga kesaktian serta kekeramatan pusaka-pusaka tersebut, tiap setahun sekali masyarakat Selogiri mengadakan upacara jamasan atau pemandian.
Bagi sebagian masyarakat Selogiri, benda-benda pusaka tersebut dianggap mempunyai kekuatan gaib yang akan mendatangkan berkah apabila dirawat dengan cara dibersihkan atau dimandikan. Selain itu, fungsi lain dari jamasan adalah agar senjata-senjata pusaka tersebut tidak lekas berkarat dan dapat bertahan lama.

Keistimewaan


Upacara jamasan pusaka Mankunegaran ini adalah sebuah peristiwa unik dan istimewa karena memiliki nilai sejarah perjuangan bangsa. Tentu saja bagi Anda penyuka sejarah tidak akan melewatkan upacara ini. dari sini Anda dapat memperoleh pengetahuan dan menafsirkan sejarah masyarakat Selogiri masa lalu. 
upacara ini memiliki prosesi yang panjang. Dalam setiap proses selalu disertai dengan upacara adat lengkap dengan ubo rampe (perlengkapan) yang unik, seperti sesaji gecok pecel itik, jenang putih, jenang abang, jenang boro-boro, pisang, nasi putih, suruh, rempeyek, tinto, dan tempe goreng berbentuk kecil-kecil. Bagi Anda yang menyukai kajian kebudayaan dan simbol akan senang melihat upacara ini. Adapun bagi Anda yang hanya sekadar ingin menikmati upacara ini, Anda tidak akan kecewa karena upacara ini juga diisi dengan pertunjukan kesenian tradisional masyarakat Wonogiri dari pagi hari hingga petang menjelang.   
Lokasi


Secara umum, upacara Jamasan pusaka Mangkunegaran ini berlangsung di Selogiri, Wonogiri, Jawa Tengah. Akan tetapi jika dilihat dari tahapan-tahapan yang harus dilalui, lokasi upacara berbeda-beda. Untuk prosesi pengambilan senjata pusaka Mangkunegara I dilakukan di tugu pusaka tersebut. Untuk prosesi tirakatan diadakan di pendopo Kecamatan Selogiri.
Untuk prosesi arak-arakan atau kirab diawali dari pendopo Kecamatan Selogiri, kemudian ke kantor Kabupaten Wonogiri dan dilanjutkan lagi ke Kodim Wonogiri. Sementara itu, untuk prosesi pencucian atau jamasan pusaka Mangkunegara I dilakukan di Waduk Gadjah Mungkur. Konon pada waktu sebelumnya, prosesi ini dilakukan di pendopo Kecamatan Selogiri. Namun, pada saat bupati Wonogori dijabat oleh Soemarsono, upacara ini dikemas menjadi aset atau agenda pariwisata yang pelaksanaannya dipindahkan ke Waduk Gadjah Mungkur.
Upacara ini digelar setahun sekali pada hari Jumat pertama di bulan Suro. Namun saat ini, setelah dikemas untuk kepentingan kepariwisataan, upacara jamasan dilakukan pada hari libur.
Akses


Jika Anda ingin menikmati upacara ini, maka untuk mengakses lokasi ini cukup mudah, baik ketika Anda menggunakan kendaraan pribadi maupun umum. Jika menggunakan kendaraan umum, dari terminal Tirtonadi, Solo, Anda cukup naik bus jurusan Selogiri lalu turun di kecamatan Selogiri. Atau dari terminal Giwangan Yogyakarta, Anda cukup naik bus jurusan Wonogiri lalu turun di kecamatan Selogiri.
Tiket


Untuk menikmati upacara ini, Anda tidak dipungut biaya sepeser pun. Anda hanya diminta untuk menjaga keamanan dan kebersihan daerah ini dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Akomodasi dan Fasilitas Lainnya


Upacara ini menyediakan beragam kesenian tradisional dan atraksi budaya yang menarik, seperti kirab pusaka dan upacara jamasan itu sendiri. Lokasi di sekitar upacara juga sudah banyak berdiri berbagai penginapan dengan harga yang terjangkau. Warung yang menyediakan beragam makanan dan minuman juga tersedia di sekitar lokasi upacara. Anda akan terasa nyaman jika mengunjungi upacara ini.
Yusuf Efendi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar