Rabu, 12 Oktober 2011

Cerita di Balik Objek Wisata Sendang Siwani


Cerita Rakyat Sendang Siwani adalah salah satu cerita yang berbentuk cerita prosa rakyat yang berbentuk cerita legenda dan mempunyai nilai sejarah karena Pangeran Sambernyawa merupakan pejuang kemerdekaan dan pendiri kerajaan Mangkunegaran. Mengandung unsur-unsur mitos bahwa Pangeran Sambernyawa merupakan pelindung dan Sendang Siwani sebagai kunci kemenangan dalam melawan penjajah Belanda. Penghayatan masyarakat pendukung masih sangat kuat dan mengakui Pangeran Sambernyawa sebagai pembawa berkah melalui Sendang Siwani. Sebagai rasa hormat, masyarakat mewujudkannya dalam ritual ruwatan dan wayangan yang dilakukan oleh masyarakat pendukungnya. Sendang Siwani yang berlokasi di Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri atau sekitar enam kilometer utara dari pusat kabupaten dan dapat ditempuh dengan waktu sekitar 10 - 15 menit dengan kondisi jalan mulus.


Sendang tersebut merupakan petilasan Raden Mas Said atau KGPAA Mangkunagoro I saat melakukan gerilya melawan penjajahan Belanda. Di sendang inilah Raden Mas Said mendapatkan petunjuk dari Yang Maha Kuasa bagaimana caranya agar mendapatkan kemenangan dalam perang melawan penjajah Belanda.

Selanjutnya di tempat ini menjadi mitos bahwa orang yang melakukan tirakat atau meditasi di tempat ini akan terkabul permohonannya. Sampai sekarang tempat ini menjadi salah satu tujuan wisata ritual di Kabupaten Wonogiri baik dari kalangan bawah, menengah dan atas.
Sendang Siwani merupakan petilasan Raden Mas Said (KGPAA Mangkunagoro I) saat melakukan gerilya melawan penjajahan Belanda.  Di sendang inilah Raden Mas Said mendapatkan petunjuk dari Yang Maha Kuasa bagaimana caranya agar mendapatkan kemenangan dalam perang melawan penjajah Belanda.
Selanjutnya ditempat ini menjadi mitos bahwa orang yang melakukan tirakat/ meditasi ditempat ini akan terkabul permohonannya.  Sampai sekarang tempat ini menjadi salah satu tujuan wisata ritual di Kabupaten Wonogiri baik dari kalangan bawah, menengah dan atas.

        
 Semula Sendang Siwani masih merupakan sendang alam yang kecil tidak terawat, berdekatan dengan pohon yang rindang dan airnya sangat jernih. Kemudian didirikan sebuah bangsal dengan ukuran 3 X 5 meter untuk bernaung para peziarah. Jika tidak salah, yang mendirikan bangunan tsb adalah bapak Soemoharyomo, ayahanda dari almarhumah ibu Tien Soeharto.
Selanjutnya pada tahun 1980, Sendang Siwani dibangun oleh bapak Soemoharmanto, paman dari almarhumah ibu Tien Soeharto. Sendang tersebut ditembok dan diberi pagar tembok pula. Kalau semula terbuka, sekarang sudah dibangun kamar mandi untuk perempuan dan lelaki. Untuk kenang-kenangan dari perjuangan Pangeran Samber Nyowo melawan tentara VOC. Juga pertarungan dua ekor kerbau yang memberikan inspirasi kepada pasukan Pangeran Samber Nyowo untuk minum air sendang.
Pada tanggal 14 Agustus 1992, Sendang Siwani dipugar oleh para keturunan dari Pangeran Samber Nyowo dan keturunan dari "Punggawa Baku". Pemugaran tersebut selesai dan diresmikan pada tanggal 13 Desember 1992, dengan disertai candrasengkala, Gatining Panembah Trus Wani.

Pada tanggal 3 Rabiul Akhir Tahun Jimakir 1666 (atau tahun 1741 Masehi), R.M. Sahid meninggalkan keraton Kartasura. Keluarnya R.M. Sahid dari keraton Kartasura, yang berarti dimulainya perang Sambernyawa, ditandai dengan candrasengkala "Rasa Retu Ngoyag Jagad" yang mengandung makna angka tahun Jawa 1666 atau tahun 1741 Masehi. 
Pada saat itu R.M. Saìd dengan dibantu oleh 18 orang pemuda pengikutnya keluar dari keraton Kartasura untuk memulai perjuangannya. Para pengikut yang belum dewasa penuh, rata-rata baru berumur 16 - 17 tahun, hanya memiliki bekal keberanian yang terdorong oleh adanya maksud untuk menuntut keadilan. 
Dalam sejarah Praja Mangkunegaran, 18 orang pengikut tersebut kemudian bertambah menjadi 24 orang anak-anak muda yang kemudian diberi nama sebagai "Punggawa Baku", artinya sebagai "Punggawa Pokok yang setia".
Di Sendang Siwani banyak yang melakukan tirakatan di tempat tersebut hingga semalam. Bahkan, kadang-kadang ada yang menyepi sampai beberapa malam. Jika tidak salah, di lokasi Sendang Siwani juga terdapat sebuah batu. 
Pada jaman dulu, terletak di bawah pohon dekat dengan sendang nya. Batu tersebut dulu digunakan untuk tempat duduk R.M. Sahid ketika melepaskan lelah dalam pengejaran musuh.  Batu tersebut dinamakan : Sela Plasa.

1 komentar: