Waduk Nawangan merupakan salah satu potensi wisata yang ada di
Kabupaten Wonogiri. Waduk ini teretak di Dusun Nawangan, Desa Platarejo,
Giriwoyo, Wonogiri. Sekitar satu jam perjalanan dari kota Wonogiri. Secara
geografis, waduk terletak di atas pegunungan dan dikelilingi hutan pinus dan
jati yang masih asri. Pohon pinus masih
dikelolah, pohonnya masih terus disadap sampai saat
ini. Pengunjung yang ingin menikmati indahnya pemandangan Waduk Nawangan harus
masuk sekitar 2 KM dari jalan raya Batu-Giribelah. Namun jangan khawatir, akses
jalan menuju waduk ini sudah baik, semua kendaraan bisa masuk sampai daerah
waduk.
Pembangunan waduk ini atas prakarsa dari Presiden Soeharto dan
diresmikan sendiri oleh beliau pada 1 Juli 1976. Fungsi utama dibangunnya waduk
ini sebagai sarana irigasi dan pengairan sawah yang ada di sekitarnya. Fungsi
tersebut masih berlaku sampai saat ini, dimana pengairan sawah-sawah di
sekitarnya bergantung pada waduk ini. Dengan adanya waduk ini, warga,
setidaknya dua desa, bisa menggantungkan hidupnya pada pertanian.
Warga sekitar waduk ini memang banyak yang
berprofesi sebagai petani. Bahkan sampai sekarang pun masih banyak yang setia
dengan profesi ini, baik sebagai mata pencaharian utama atau sekedar sampingan.
Selain pertanian, warga juga banyak yang ternak sapi skala rumahan. Pertanian
tentu otomatis akan menyediakan banyak pakan ternak karena pada dasarnya kedua
sektor tersebut berhubungan. Tidak mengherankan ketika sore hari banyak
dijumpai orang lalu lalang mencari rumput di sekitar waduk ini untuk pakan
ternak. Pemandangan yang alami yang meneduhkan.
Di sekitar waduk terdapat perkebunan pohon pinus
yang dikelola oleh dinas terkait (dephut setempat). Perkebunan tersebut sampai
saat ini masih dikelola. Pohonnya masih berproduksi. Secara berkala masih
disadap. Menurut obrolan saya dengan petugas yang menyadap (lupa namanya) getahnya
dikumpulkan dan nantinya dijual ke kota, biasanya Semarang. Nantinya bisa jadi
bahan baku parfum, sabun, dll.
Namun sayangnya usia pohon pinus sudah tua, sudah
mengalami penurunan produksi. Tidak seproduktif beberapa tahun lau. Memang
beberapa bagian kecil sudah dilakukan tindakan. Namun bukan tindakan peremajaan
pohon pinus tetapi menggantinya dengan pohon jati, bahkan beberapa malah
menjadi lahan pertanian, saya sendiri tidak tau alasan mengganti pohon pinus
menjadi pohon jati. Mungkin masalah ini bisa menjadi perhatian dinas terkait
(dinas kehutanan) selain masih banyaknya pohon pinus yang sudah menurun tingkat
produksinya.
Potensi
terpendam Waduk Nawangan
Fungsi lain Waduk Nawangan sebagai sarana rekreasi. Fungsi inilah
yang menurut saya kurang dimaksimalkan, bahkan terkesan tidak diperhatikan.
Saya meyakini potensi besar Waduk Nawangan dikembangkan lagi untuk sarana
rekreasi atau yang lainnya. Dengan harapan nantinya bisa menjadi nilai tambah
tersendiri bagi waduk ini.
Saat ini hampir setiap hari memang ada saja orang
yang datang ke waduk, selain petani dan
pencari rumput tentunya, karena memang gratis. Entah untuk menikmati
pemandangan, pacaran, atau sekedar ingin tau saja. Ironisnya kadang tempat ini
menjadi tempat maksiat dan mesum orang tidak bertanggung jawab (dan tidak modal
tentunya). Di beberapa sudut waduk ditemukan beberapa botol minuman keras,
ironis memang. Hal tersebut karena potensi rekreasi tidak dimaksimalkan dan
kemudian disalahgunakan.
Lantas bagaimana cara supaya fungsi
rekreasi tidak disalahgunakan? Menurut saya tentu dengan memaksimalkan potensi
yang ada. Salah satu potensi yang saya maksud salah
satunya adalah bias mengembangan
kawasan Waduk Nawangan sebagai tempat Outbond atau Camping Ground. Saat ini
Wonogiri belum punya bumi perkemahan yang baik. Saya meyakini Waduk Nawangan
punya potensi untuk dikembangkan menjadi tempat Outbond and Camping Ground (bumi perkemahan). Mengapa saya meyakininya? Sebelumnya mari kita lihat dulu
syarat-syarat Outbond and Camping Ground (bumi
perkemahan) yang baik/ideal.
1.
Menantang
tapi aman
2.
Terjangkau
alat transportasi
3.
Dekat atau
ada arena berbakti kepada masyarakat (baksos)
4.
Ada tempat
rekreasi
5.
Ada tempat
belanja (warung, toko, dll)
6.
Ada sarana
MCK (mandi, cuci, kakus)
7.
Ada sarana
kesehatan
Dari syarat-syarat tersebut mari kita
lihat satu-persatu. Waduk Nawangan memilliki alam yang alami dan indah. Waduk
yang terletak di atas gunung dikelilingi perkebunan pinus serta pemandangan
pegunungan sekitar yang elok. Lingkungannya menantang, dikelilingi hutan,
banyak pohon tinggi dan alami, di tempat tinggi, pokokknya seru untuk kegiatan
alam. Saya rasa banyak wahana permainan yang bisa dikembangkan di tempat ini. Saya
teringat dulu ketika masih kecil (masih SD), waktu itu TPA (tempat pengajian
Al-Quran) mengadakan kegiatan jelajah alam. Waktu itu kami diajak keliling
pegunungan di sekitar waduk. Kegiatan tersebut melelahkan karena kami yang
masih kecil harus mendaki jalan terjal dan berbatu untuk sampai ke atas. Di
sepanjang perjalanan kami dikenalkan macam-macam tumbuhan dan hewan yang kami
temui di jalan. Pemandangannya pun sangat indah dan menenangkan, kalau
beruntung bisa melihat waduk Gajah Mungkur dari atas gunung. Pengalaman
tersebut tidak pernah saya lupakan sampai sekarang. Wahana lain yang bisa
dikembangkan permainan air, rafting, dan
masih banyak lainnya. Untuk kemanannya bisa dibangun dengan suatu sistem sambil
jalan, mudah saja kalau itu. Jadi syarat nomor 1 terpenuhi.
Akses jalan menuju Waduk Nawangan
sudah baik dan memadai. Jalannya beraspal dan baru diperbaiki. Transportasinya
pun mudah karena desa Platarejo dilalui jalur lintas selatan sehingga banyak
dilalui bus. Namun untuk menuju waduknya harus masuk jalan kecil sekitar 2KM
dari jalan raya. Tapi jangan khawatir jalannya sudah beraspal. Syarat nomor 2
terpenuhi.
Lokasi waduk juga tidak jauh dengan
perkampungan jadi kalau mau mengadakan bakti sosial bisa dilakukan. Syarat ke-3
terpenuhi. Selanjutnya syarat ke-4 otomatis terpenuhi kare pada dasarnya satu
tempat dengan tempat rekreasi. Manariknya waduk ini dekat dengan beberapa
tempat rekreasi lainnya. Di bawah terdapat Goa Platar. Tempatnya searah dari
jalan raya. Goa yang misterius dan masih alami. Agak ke utara ada Goa Maria(Sendang Ratu Kenya). Semua masih satu dengan Platarejo. Agak jauh ke selatan
ada museum Karst Dunia (yang katanya museum karst terbesar di Asia Tenggara),
di daerah Praci.
Untuk syarat ke-5 saya rasa otomatis terpenuhi
karena ketika ada suatu acara pasti para pedagang akan datang dengan
sendirinya. Sebagai contoh ketika ada gelaran wayang, turnamen olahraga, atau
Sendang Ratu Kenya setiap minggu pasti banya pedagang di sekitarnya. Nah
tinggal syarat ke-6 dan 7 yang belum ada. Tapi menurut saya itu bukan suatu
masalah karena mudah saja diadakan.
Nah itulah ide saya mengenai memaksimalkan potensi
Waduk Nawangan, bagaimana menurut anda?
Goa Lawa Platar
Oh ya karena letaknya berdekatan dengan Waduk
Nawangan, saya sertakan sekalian tulisan tentang Goa Platar.
Goa Platar terletak di dusun Platar, tidak jauh
dari jalan raya. Goa ini masih alami dan misterius. Dinamakan Goa Lawa karena menjadi sarang Lawa (kelelawar). Kalau masuk ke goa ini akan banyak dijumpai kelelawar yang bergelantungan di langit-langit goa. Kedalaman goa belum ada
yang tau karena belum ada ilmiah yang mengukurnya sampai tuntas. Namun yang
pasti goa ini sangat dalam. Menurut cerita banyak orang yang ingin membuktikan
kedalaman goa tetapi selalu gagal karena tak kunjung mendapati pangkalnya.
Goa Platar juga mengeluarkan sumber mata air yang
mengalir. Air ini kemudian digunakan warga sekitar untuk keperluan sehari-hari.
Di sekitar goa juga dibangun padusan untuk keperluan mandi dan mencuci warga
sekitar.
Goa ini dikenal goa yang angker. Di depat pintu
masuk goa terdapat pohon beringin yang besar seolah menambah keangkeran goa
ini. Menurut mas Prapto (warga sekitar). Goa
Platar merupakan tempat berkumpulnya makhluk tidak kasat mata. Goa Platar belum banyak dikenal karena ‘penghuninya’
belum membuka tempat tersebut tapi suatu saat akan di buka juga kalau sudah
waktunya.
Terlepas dari hal tersebut goa ini punya potensi
untuk dikembangkan menjadi tempat wisata. Goa ini punya daya tarik tersendiri.
Goa misterius tetapi indah dengan stalagtit dan stalagnitnya, dengan bentuk
batuannya, dengan kedalamannya, dengan suangai yang keluar dari perut goanya,
dsb.
Jika anda main ke Waduk Nawangan coba mampir pula
ke Goa Platar untuk membuktikannya.
Desa Platarejo memang menyimpan banyak keindahan.
Tampilan luarnya saat ini memang masih biasa, sama seperti yang lainnya, tandus
dan kering. Tinggal seberapa kuat kemauan untuk membuka tirai penutup tersebut
supaya lebih banyak orang bisa melihat keindahan yang tersembunyi tersebut.
wahh perlu dikembangkan lagi nih,, karena kemungkinan potensinya kedepan akan bagus
BalasHapusini rekomendasi buat kamu yang ingin berlibur ke Dieng Plateau :)
Paket Wisata Dieng